Posts

Showing posts from February, 2017

Wakil yang Untuk Diwakili

indah, dunia dan negara dalam keindahan keindahan alam yang memberi kehidupan air yang memberi nuansa kedamaian udara yang sumilir menghembuskan riuh dedaunan pemuda yang kini tua meningalkan nasihatnya nasihat yang tinggal tulisannya karena akuku yang kini berkuasa, tanpa ilmu hartapun bisa walau bukan segala tapi mereka memaksa harta harus segalanya harta yang serba bisa, untuk segala dan terbukti adanya kini dizaman dunia tanpa mempedulikan kain kafan kini kau penguasa yang mampu membius segala upaya begitu mudah untuk berkuasa jika ada bukan ilmu, uangpun bisa bukan pandai, uangpun bisa bukan prestasi karena uangpun bisa bukan, bukan aku tapi negeri tetangga tapi kebaikan tetap ada karena akupun malas untuk menulis ini semua aku akhiri saja harapan mudah-mudahan akan segera tiba

Kau yang Ku kejar

pagi yang yang indah aku mengingatmu aku mencarimu aku berlari menujumu sampai disitu aku melihat mereka telah menunggumu mereka berebut mendapatkan tempat di kehadiranmu yang tua melambaikan tangan yang muda bergegas tanpa memandang apa yang kau pikirkan semua kau beri tempat semua kau layani tanpa berfikir panjang sampai-sampai lajumu begitu kencang aku rela berdiri sepanjang jalan akupun tau pada saatnya nanti kau akan kosong pagiku yang indah walau begitu kau tetap yang ku tunggu sore menjelang, akupun tak bosan kau kembali hadir dalam angan kau mengingatkanku akan jalan pulang akupun tak bosan, entah sapai kapan "Bus Pagiku"

Kaum Terinjak itu Rajaku

kupandangi rajaku kupandangi rakyat-rakyat negeriku kupandangi juga pejabat-pejabat aku juga tak lupa, memandang kaum terinjak rajaku hebat mampu memikat hati rakyat sehingga kau dilantik dan dinomor satukan oleh rakyat walau  kau tetap dihujat rakyat-rakyat negeriku mereka mengeluh akan kondisi negeri yang tak kunjung teguh rakyat yang menerima seratusribu untuk 5 tahun yang runtuh pejabat-pejabat mereka peduli dalam orasi mereka membela diri hingga korupsi tetap pendukung dan pembela para rakyat dalam setiap orasi kaum terinjak mereka benar dan memang benar mereka salah juga salah seratus ribu karena takpernah dipandang dan tak pernah dipeduli hanya saja lima tahun sekali nasibmu yang selalu dicari keadaanmu yang selalu disoroti posisimu yang terus dijunjung tinggi maaf, itu hanya lima tahun sekali kaum terinjak dan itu hanya dinegeriku selalu nomor satu satu dalam lima tahun sekaliku

Jangan2 itu aku

ketika kupandangai wajah-wajah yang gila wajah-wajah yang usang wajah-wajah yang penuh ambisi desaku terpasung desaku terjajah oleh yang terjajah berebut mereka agar gila berebut mereka agar menang siterjajah bangga dan membangga bahagia karena jajahan dirinya, warganya, keluargannya apa ini akhir atau hanya penerus? terpuruk kotaku, terpuruk penghuni kotaku akupun termakan untuk ikut bersama mereka menjadi pemberontak menjadi pemasang pasung-pasung saudaraku memakan daging-daging yang lebih harum dari bangkai-bangkai yang harum mereka mengkritik, mereka mengolok bukan karena peduli akan nasib desaku tapi karena belum keberuntungan berpihak padanya belum bisa menjajah dan kesempatan datang padanya mereka juga membisu diamnya lebih sunyi dari sunyinya alam pembisu-pembisu mereka takut, takut kehilangan jabatan dan hak atas jajahannya bukan lagi takut pada aturan Tuhan, tapi kakut pada penentang sang Tuhan itu pandanganku pada mereka? atau pandangan mereka

Adamu Bukan untuk KU

Kau kini hadir kembali rasa yang tak ku rasa undanganpun belum tiba kini ku datang sebelum waktunya dua tahun itu waktu yang ku tunggu untuk menyebut namamu dihadapan sang penulis yang mencoretkan catatan untuk akhir zaman masa kita ternyata sudah usai, kau lebih dulu meninggalkan duniaku kucoretkan rasaku pada papan-papan putih warnapun tak mau menjelaskan arti sang jiwa aku terus mengingat akan masa tak lagi ada suara tapi tiba-tiba itu semakin meggerus sang jiwa suaraku pilu pandanganku kabur hanya saja kadang hadir sang malaikat yang menjelma untuk memberi nasihat arti keterbatasan masa

Wanita Kamu itu Kamu

pandangan itu tidak saja meluluhkanku mereka juga termabokan oleh beningnya wajahmu dan kehadiranmu selalu kami tunggu wanita? kaukah yang akan terus begitu? senyumu menghilangkan susahku langkahmu yang selalu ku tunggu kata-katamu merontokan kalbuku wanita? kaukah yang akan terus begitu? dunia yang begitu luas kini hanya digenggamanmu kau mampu menggerakan mobil-mobil dan kapal-kapal laut melaju kau mampu menumbangkan kekuasaan rajaku wanita? kaukah yang akan terus begitu? kau menjadi raja di atas kerajaan rajaku kau menjadi majikan di atas bossku kau menjadi pemimpin di atas pemimpinku wanita? kaukah yang akan terus begitu? sampai-sampai laki-laki di negeriku ingin menjadi kamu ingin berperasaan seperti perasaan kamu ingin bertindak dan berfikir layaknya jalan pikiranmu wanita? kaukah yang akan terus begitu? wanita..... akankah negeriku menjadi negeri kamu hanya kamu hanya wajahmu hanya pikiranmu hanya kepemimpinanmu wanita? kaukah yang akan terus begit

Cintaku adalah kamu

cinta apa kau masih ada kau pergi dan datang tak ada berita datangmu tiba-tiba pergimupun menyayat-nyayat jiwa cinta kau kah itu kini kau kembali dengan wajah yang berbeda wajahmu kita semakin ceria wajahmu kini mempesona cinta saat itu kau berkata kata-katamu begitu indah sampai-sampai aku takmampu untuk dapat mempercayainnya tapi kau memaksa cinta kau memberi janji yang juga aku tak percaya kini juga kau memaksa janjimulah yang sesungguhnya janjimulah yang sebenarnya cinta bertahun sudah tertunda kini kau sendiri mulai meragukan cinta tapi aku tetap cinta aku termakan oleh cinta yang kau bawa cinta kini kau memanggilku dalam pergimu pergi untuk kembali atau untuk cinta yang beda cintaku telah kau bawa kini kau pergi membawa cintaku cinta masihkan akan aku tetap menunggu cintaku kau kembalikan untuku untuk aku yang dulu cintaku telah kau gores dengan pena snowman permanet

Langit yang Beda

langit ..... birumu kini hilang cerahmu kini muram selaput putihmu kini hitam langit..... mereka mengira kau lenyap mereka mengira kau tak ada mereka mengira kau taklagi sama langit..... hanya saja aku masih memandangmu memandangmu yang hitam memandangmu yang biru memandangmu yang mengganti warnamu langit..... sadarkah mereka berubahmu adalah keindahan berubahmu adalah kesejukan berubahmu adalah bentuk kesempurnaan langit.... mereka menginginkanmu tak sempurna mereka ingin kau tetap sama mereka ingin kau satu kau tetap biru tanpa gelap langit..... maafkan mereka atau aku juga hitammu adalah kesempurnaan dunia birumu adalah kesempurnaan dunia gelapmu, mendungmu juga kesempurnaan entah mereka sadar atau tetap pada pendiriannya

Yang Ada dan Sempurna

Kau resah karena aku Kau rindu karena Aku tapi kini rindumu bukan untuk ku rindumu telah menduakan ku tapi aku masih rindu akan keakuanmu padaku yang dulu kau masih saja hadir dalam relung jiwaku tapi hadirmu kini sudah tersekat oleh dia sekat yang tak mungkin aku akan memindahnya sekat yang terpaksa aku juga suka bukan karena terpaksa tapi karena cinta kaulah dia dan dia adalah kita manamungkin aku akan marah manamungkin aku akan takbahagia sikap dan langkahmulah yang membuatku semakin bahagia bahagia yang sesungguhnya dunia ini bagaikan siang yang terang dan malam adalah tempat aku melihat kesempurnaan kau hadir untukku sebagai siangku kini kau pergi untuk memperkenalkan malam padaku kini ku telah sempurna bukan karena kau pergi tapi kesempurnaan ini hadir karena adamu dan tiadamu sempurna adalah dua sisi yang ada adamu adalah senyumku adamu adalah rasaku pergimu adalah kesempurnaan ku pergimu adalah menjadi aku

Aku Bukanlah Aku

mereka melihat mereka juga memandangku aku yang dulu aku yang belum tahu tapak langkah mulai melaju langkahku masih langkah yang dulu dulu bukanlah aku kini kau mengubahku aku mengenal siapa aku aku ku walau aku ku kini harus kututup aku harus menjadi kami ku kami harus menjadi kita ku aku yang resah aku yang gerah aku yang lelah aku yang kamu masih saja kusimpan aku ku yang telah kau hapus aku...... aku......... mengapa kau masih sajah rindu akan akuku kutututp sudah segala segala tentang aku kini aku adalah kamu walau bukan kamu yang dulu walau bukan juga yang kini kau masih membingungkan ku aku juga membingung akan diriku dimana? dimana diriku? tetaplah aku untukmu.

Sadarlah Jiwa

jiwa yang ceria jiwa yang mulia jiwa yang bercahaya jiwa yang kadang kulupa kulupa makanan jiwa kulupa penyakit jiwa kulupa penenang jiwa kulupa jiwaku yang entah kenapa bugar raga ini segar raga ini tersenyum raga ini berbicara raga ini jiwa raga raga ku atau jiwaku jiwaku atau raga mereka atau ragaku jiwa mereka jiwaku raga mereka raga kututup dengan sorban raga kubungkus dengan pakaian panjang raga yang dalam kepalsuan kepalsuan yang dalam penantian jangan kau risaukan kepalsuanku masih dalam jalan panjang bukan akhir dalam titik hentian jiwa yang sakitku jiwa yang bukan ragaku jiwa yang bukan miliki kini jiwa terbang entah kemana yang bukan jiwanya kau hardik yang bukan raganya kau bungkam yang bukan jiwa dan raganya kau pasung tapi kau juga bukan dirimu kau tidak tahu siapa kau jiwamu yang tak ada raga yang entah siapa jiwa raga yang bukan mereka apa mungkin tetap kau berkata?

Hujan yang Terrindukan Atau

dua sisi dalam negeriku musim yang indah dambaan yang dirindu oleh negeri-negeri lain negeri kita negeri yang dirindukan musim hujan menjedikan subur negeriku musim hujan menjadikan makmur negeriku musim hujan menjadikan hijau negeriku musim hujan menjadikan sejuk negeriku tapi kini mereka mulai mengeluhkannya mulai memakinya mulai menghardiknya mulai hilang rasa syukurnya kota istimewa negeriku kini menjadi kubangan air sungai-sungai menjadi coklat coklat bukan makanan yang kau idam-idamkan tapi coklat yang tak mereka rindukan seluruh tokoh negeri ini berlomba-lomba menjadi nomor satu dengan menjunjung kota nomor satu dengan dalih meminum kubangan-kubangan yang menggenang walau sampai kini hanya masih guraun saja negeriku negeri yang dirindukan negeriki yang bukan saja menjadi idaman negeri yang siapa saja ingin menakhlukan sampai-sampai rakyat-rakyatnya menjadi korban menjadi makanan menjadi minuman menjadi bulan-bulanan bangsa yang menginginkan kin