Hujan yang Terrindukan Atau
dua sisi dalam negeriku
musim yang indah
dambaan yang dirindu oleh negeri-negeri lain
negeri kita negeri yang dirindukan
musim hujan menjedikan subur negeriku
musim hujan menjadikan makmur negeriku
musim hujan menjadikan hijau negeriku
musim hujan menjadikan sejuk negeriku
tapi kini mereka mulai mengeluhkannya
mulai memakinya
mulai menghardiknya
mulai hilang rasa syukurnya
kota istimewa negeriku kini menjadi kubangan air
sungai-sungai menjadi coklat
coklat bukan makanan yang kau idam-idamkan
tapi coklat yang tak mereka rindukan
seluruh tokoh negeri ini berlomba-lomba menjadi nomor satu
dengan menjunjung kota nomor satu
dengan dalih meminum kubangan-kubangan yang menggenang
walau sampai kini hanya masih guraun saja
negeriku
negeri yang dirindukan
negeriki yang bukan saja menjadi idaman
negeri yang siapa saja ingin menakhlukan
sampai-sampai rakyat-rakyatnya menjadi korban
menjadi makanan
menjadi minuman
menjadi bulan-bulanan bangsa yang menginginkan
kini bukan lagi hujan
tapi memang ada kepentingan
memanfaatkan genangan-genangan kota menjadi jalan kepentingan
kepentingan ku saja bukan juga kepentingan mereka
hujan
kini kau menjadi jalan kepentingan
jalan menuju harapan yang penuh genangan
dan kaupun menangis dengan air mata yang bertubi-tubi
hujan
mereka bertanya-tanya
mengapa bencana dimana-mana?
mengapa kota-kota menjadi genangan-genangan
longsor-longsor menjalalar sampai kedesa-desa
sampai-sampai kaupun mengakhiri tangisanmu
dan mereka berbingung diri
karena tanpa tangismu hutan negeri ini habis
api menjalar memangsa hutan-hutan
hujan
api
mereka sama
mereka ada
jangan kau paksa
karena mereka sudah tau harus bagaimana
mereka tau harus apa
tapi kau masih saja ingin mengaturnya
kau telah menjajah mereka
dan kau tak sadar akibat dari itu semua
biarkan .............
sampai kau menyadarinya atau sampai habis negeri ini tanpa kau sadar akan ini semua
musim yang indah
dambaan yang dirindu oleh negeri-negeri lain
negeri kita negeri yang dirindukan
musim hujan menjedikan subur negeriku
musim hujan menjadikan makmur negeriku
musim hujan menjadikan hijau negeriku
musim hujan menjadikan sejuk negeriku
tapi kini mereka mulai mengeluhkannya
mulai memakinya
mulai menghardiknya
mulai hilang rasa syukurnya
kota istimewa negeriku kini menjadi kubangan air
sungai-sungai menjadi coklat
coklat bukan makanan yang kau idam-idamkan
tapi coklat yang tak mereka rindukan
seluruh tokoh negeri ini berlomba-lomba menjadi nomor satu
dengan menjunjung kota nomor satu
dengan dalih meminum kubangan-kubangan yang menggenang
walau sampai kini hanya masih guraun saja
negeriku
negeri yang dirindukan
negeriki yang bukan saja menjadi idaman
negeri yang siapa saja ingin menakhlukan
sampai-sampai rakyat-rakyatnya menjadi korban
menjadi makanan
menjadi minuman
menjadi bulan-bulanan bangsa yang menginginkan
kini bukan lagi hujan
tapi memang ada kepentingan
memanfaatkan genangan-genangan kota menjadi jalan kepentingan
kepentingan ku saja bukan juga kepentingan mereka
hujan
kini kau menjadi jalan kepentingan
jalan menuju harapan yang penuh genangan
dan kaupun menangis dengan air mata yang bertubi-tubi
hujan
mereka bertanya-tanya
mengapa bencana dimana-mana?
mengapa kota-kota menjadi genangan-genangan
longsor-longsor menjalalar sampai kedesa-desa
sampai-sampai kaupun mengakhiri tangisanmu
dan mereka berbingung diri
karena tanpa tangismu hutan negeri ini habis
api menjalar memangsa hutan-hutan
hujan
api
mereka sama
mereka ada
jangan kau paksa
karena mereka sudah tau harus bagaimana
mereka tau harus apa
tapi kau masih saja ingin mengaturnya
kau telah menjajah mereka
dan kau tak sadar akibat dari itu semua
biarkan .............
sampai kau menyadarinya atau sampai habis negeri ini tanpa kau sadar akan ini semua
Comments
Post a Comment