Posts

Showing posts from October, 2017

Sumpah Sang Pemuda

Mereka Telah bersumpah Mereka tidak hanya Merangkai ceramah Mereka tidak hanya berkata-kata Mereka tidak hanya berorasi Mereka Telah berjanji Mereka tidak sekedar menghibur Mereka tidak sekedar memberi harapan Mereka tidak sekedar mengucapkan Mereka Telah bersumpah Membuktikan dengan darah Membuktikan dengan hartanya Membuktikan dengan kegigihanya Mereka Telah berjanji Menepati dengan taruhan nyawa Menepati dengan pikirannya Menepati dengan kehormatannya Mereka adalah pemuda yang nyata Tapi, masihkah aku pemuda dengan janjiku? Masihkah aku pemuda dengan sumpahku? Masihkah aku pemuda yang nyata itu? Saatnya kita bangkit Saatnya kita maju Saatnya kita bersatu Saatnya kita menjadi pemuda yang nyata itu Pemuda yang abadi Pemuda yang terus berkarya Pemuda yang memberi warna Pemuda yang terus muda walau usia semakin senja

Hidup itu Enak?

Image
Kehidupan tidak harus enak terus Kadang diberi rasa dan aroma pedas, asin pahitpun juga ikut ambil bagian Itulah arti kehidupan yang sesungguhnya Keenakan hidup mungkin ujian yg paling nyaman walau kadang sebagian kita tak sanggup menjalaninya Rasa susah dan bercucuran kringat menurut kita atau sebagian lebih banyak dari kita itu adalah musibah Musibah adalah jalan menuju kebahagiaan yang hampir sempurna karena tidak saja siang kitapun merasakan heningnya malam Malam dan siang adalah bagian dari hari Hari adalah gerbang menuju minggu, bulan, tahun dan akhiratpun tiba yg tanpa batas detikpun tak mampu menampakan wajahnya Pantaskah kita memilih jalan yang tanpa ada gelap? Itu adalah mimpi yg aneh Keanehan yg sudah menyatu bukan saja denganku tapi apa gerangan dg mereka? Gelap harus ada dan terangpun akan selalu hadir walau tanpa kita meminta.

Arti Rindu

Bagaimana mungkin aku akan mendekat kepadamu, walau rasa rinduku kian menggebu. Karena aku memahami rasaku adalah belum tentu rasamu.  Kebahagiaanku mungkin adalah dukamu. Biarkan rasa ini aku pendam hingga kulit dan nafas menyatu dengan Kerikil2 dan lapisan2 bumi. Atau kita sama. Sama2 memendam rasa itu, tapi kau bukan miliku, akupun bukan milikmu. Pandangankupun tertunduk, hingga siangpun tak berani membukakan satir2 hitamnya. Pagipun berlahan2 merunduk runduk memberanikan diri menyentuh punggungku dg agak malu. Dan akupun tersenyum dan dengan suara agak pelan aku menyambutnya dengan ucapan "selamat pagi" Awal yg baru, akupun mulai menggoreskan pena-penaku.

Antara Cinta dan Nafsu

Rasa cinta adalah kasih bukan memiliki, karena keinginan memiliki kadang itu adalah jelmaan dari rasa ku rasa yang menyatu dengan nafsu Aku ingin memilikimu itu nafsuku karena ragamu Cinta adalah rasa yang dengannya akan menjadi dekat dengan yang memiliki dan menjadikan cinta itu sendiri Masihkah nafsuku masih kusebut-sebut dengan cinta dan tak terasa kita telah di jajah oleh dusta Dan antara nafsu, cinta dan dusta Apakah kau tetap memilih Engkau?

Hidup itu (')

Hidup itu bergerak, bergerak yg bukan sekedar gerak. di dalamnya ada pilihan dan kebebasan. tapi bukan sekedar bebas, bebas yg bertanggung jawab, bebas yang terjajah Tetaplah terus berjalan di jalan kebebasan yg terjajah. Bukan jalanmu tapi jalan-Nya, jalan yg ada cahaya disetiap tapakan langkahnya. Tapi tidak, tetap tidak bagi mereka bahkan diriku ini, cahaya yang matapun tak sanggup memandangnya tiba2 gelap. Gelep bukan redup atau hilangnya cahaya, tapi aku, kau, mereka atau juga kalian yg berjuang, berupaya dg semangat tanpa henti untuk menutup pancaran cahaya itu. Kitapun bertanya kemana cahaya yang pancaranya begitu terang, yg sanggup menerangi bumi dan langit tapi aku terasa gelap, tak ada satu titikpun cahaya. Dan ketahuilah cahaya itu tidak jauh darimu bahkan selalu bersamamu? Yaitu di kantong2 baju dan celanamu.

Suaraku Lirih

Suaraku kini lirih Takbisalagi berteriak Takbisalagi menyambung lidahmu Takbisalagi meneriakan apa yg harusnya diteriakan Amplop2 itu telah membungkamku Rupiah telah mengkrangkengku Jabatan telah menjajahku Suaraku kini lirih Aku bela mereka Aku tutup kasus mereka Aku lindungi kekeliruannya Suaraku kini lirih Hatiku telah tertunduk Bajuku telah kusut Otaku telah berdebu Suaraku kini lirih Salahku Dosaku Mimpiku Ambisiku dan rupiahku Keras suaraku Inikah aku? atau akuku juga bersama-sama mereka? Kalo-kalo hanya aku sendiri.......

Akar Penjajahan Kotaku

Image
Kotaku kini telah di jajah Bukan oleh bangsa dan penduduk luar daerah Kotaku juga diperkosa Kain selendang dan pakaian telah dirobek dengan ganas dan nista Teriakanmu menggema di angkasa Pejuang menangis keras melihat kebobrokan tanah kelahirannya Mereka mengatasnamakan pembangunan Tapi mengencinginnya Berteriak memperbaiki struktur organisasinya tapi meludahinya Perut-perut mereka besarkan Pemuda-pemudi tangguh penerus bangsa mereka tikam Generasi emas kau jagal dengan membunuh karakter dan mental Suaramu lantang dengan dalih pendidikan Haruskah kami tetap menunggu keputusan Tuhan Seperti kisah firaun dan namrud yang dibinasakan Haruskah kami tetap berpangku tangan Menunggu azab Tuhan Yang akan menenggelamkan manusia tanpa membedakan kebenaran dan kesalahan Dan akupun sadar Inilah politik kehidupan Segala dan semuannya benar tanpa melirik syariat atau hukum Tuhan dalam kutipan satu moto mereka "yang penting perutku besar" walau seribu dalih t

Diamku

Image
Ketika kau marah Ketika kau sedih Ketika kau merasa di sakiti ketika kau bingung Diamlah Biarkan mereka berkata Biarkan mereka bersorak Biarkan mereka berpendapat Biarkan, biarkan aku diam Ucapanmu kala itu adalah kebodohan Ucapanmu adalah pedang yang akan menusuk dirimu Ucapanmu adalah cambuk yang akan bertubi-tubi mencambukmu Diamlah Tetap diam Masih diam dan terus diam Sampai kau menemukan kebahagiaan dalam diam Dan Tuhan pun akan membisik memberi jawaban Doakan dan jangan kau hardik mereka Mereka sudah sakit akan kedholimannya Jangan kau tambah sakitnya dengan kau ikut menghardiknya Tuhan mendengar Hapus keinginanmu agar Tuhan membalasnya Tapi biarkan lukamu Biarkan sakitnya jiwamu yang kau derita Mintakan ampun pada dirimu dan padanya Diamlah Biarkan lukamu sebagai penghapus dosa-dosamu Bukan membiarkan dosamu menumpuk atau menambahnya Ini adalah rizki Ini adalah karunia Ini adalah anugrah Bagi hati-hati yang di bersihkan Haji mereka ada

Wanita itu adalah Aisyah

Image
Wajahmu begitu Putih Kain kerudungmu menutupi seluruh wajah itu langkahmu begitu lambat sorot matamu tak memandang ke depan hanya bumi yang masih kau tatap lidahmu kelu untuk berbisik tetap saja anak-anak berjejer menunggumu coretan-coretanmu telah mengubah batas-batas desa diam-diam aku mendengar kau mulai bisu langkahmu sangat pendek kakimu telah lumpuh indahnya lampu neon di kota-kota bahkan kini sampai pelosok desa kau tak mampu menggapainya pandanganmu yang terus menunduk telah membuatmu buta bahkan wajahku pun kau tak sanggup mengenalinya rumah yang kau hunipun telah kabur dari bayangan-bayanganmu kau telah buta, kakimu telah kaku dan lidahmu telah kelu tapi aku tetap merindumu dan terus berharap pada saatnya nanti kau terus bersamaku menemaniku dalam kebutaanmu menemaniku dalam kekakuan kakimu dan terus berbisik dalam kebisuanmu Aisyah, kaulah Aisyah yang terus hadir dalam mimpi-mimpiku Aisyah yang terus membasahi do'a