Wanita itu adalah Aisyah
Wajahmu begitu Putih
Kain kerudungmu menutupi seluruh wajah itu
langkahmu begitu lambat
sorot matamu tak memandang ke depan
hanya bumi yang masih kau tatap
lidahmu kelu untuk berbisik
tetap saja anak-anak berjejer menunggumu
coretan-coretanmu telah mengubah batas-batas desa
diam-diam aku mendengar kau mulai bisu
langkahmu sangat pendek
kakimu telah lumpuh
indahnya lampu neon di kota-kota bahkan kini sampai pelosok desa
kau tak mampu menggapainya
pandanganmu yang terus menunduk telah membuatmu buta
bahkan wajahku pun kau tak sanggup mengenalinya
rumah yang kau hunipun telah kabur dari bayangan-bayanganmu
kau telah buta, kakimu telah kaku dan lidahmu telah kelu
tapi aku tetap merindumu dan terus berharap pada saatnya nanti kau terus bersamaku
menemaniku dalam kebutaanmu
menemaniku dalam kekakuan kakimu
dan terus berbisik dalam kebisuanmu
Aisyah, kaulah Aisyah yang terus hadir dalam mimpi-mimpiku
Aisyah yang terus membasahi do'a-do'aku
Aisyah yang terus berdenyut dalam nadiku
Aisyah yang buta, bisu dan lumpuh pada warna-warni Dunia
A-i-s-y-a-h
ternyata sudah bisa membuat puisi
ReplyDelete