Posts

Showing posts from January, 2017

Ku Bebaskan

aku masih tertahan jiwa yang terbelenggu raga yang bebas kebebasan yang terbelenggu apa jika ada aku bebas aku luas aku semauku itu ragaku jiwaku jiwa yang terbelenggu rantai-rantai hitam yang mengikat duri-duri menjalar otak terasa panas jiwa dan ragaku kini sontak tak mau menyatu tak mau membantu tak mau satu dua dalam dua ini adalah tetap dua satu ke selatan satu ketimur manamungkin kau melihatku bahagia walau nilaimu untukku jiwaku ku satukan ragaku kusatukan agar menjadi aku aku

Bulan bukan Bulan ku

aku berkata tentang hari hari akan menuju minggu bulan tahun detik, aku lupa mengapa aku tidak memikirkanmu kau yang ada sebelum bulan ini minggu ini hari ini kau sudah terlahir kau yang membentuk itu kau sering terlupa dan berusaha terlupakan tahun..... kau yang sering dirayakan kau dipuja dalam detik kau dipuja dalam perubahan kau diseput dalam rencana-rencana kau disebut dalam program-program dan mereka tanpa merasa ada yang kurang padahal tanpamu mereka akan lenyap mereka akan hilang mereka tak disebut mereka akan musnah biarkan kau menyebut-nyebut biarkan mereka memanggil-manggil biarkan mereka memuji-mujinya biarkan, biarkan satu detiku satu detikmu satu detik mereka, dia satu detik akan tetap tertoreh akan tetap tertulis akan tetap menjadi sejarah menjadi saksi detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun dan aku tidak berkata windu juga milenium detik kau ada kau akan tetap ada walau mereka takpernah menyebutmu detik

Bukan Rasa LAgi

aku mengenangmu aku juga mengingatmu rasa itu mengejar bukan hanya mengejar tapi lebih dari itu rasa itu rasa yang sama pada tahun yang beda tahun berikutnya juga ia masih aku tanya mengapa masih tahun-tahun berikutnya rasa masih tetap ada walau tak sedahsyat tahun pertama tahun keduapun sebernarnya mulai pudar dan itu diyakinkan pada tahun ini karena itu sudah dianggap biasa rasa yang tak biasa rasa yang tak mudah hilangnya rasa yang dianggap akan abadi ditahun pertama kedua kini pun hilang hilang karena terbiasa terbiasa merasa yang biasa berubah tanpa rasa itu hilang bukan karena berlatih atau karena kerja kerasa tapi hilang memang alami tanpa rasa karena karena sudah terbiasa dan hilangpun tanpa rasa tanpa sadar ia telah hilang ia telah pergi pergilah kau dan datanglah semaumu tapi aku sudah tak punya rasa rasa yang sudah rasa yang seakan tak akan mampu tapi kini dia telah pergi dan datangpun tak dianggap pergi juga tak kurasa apa rasa

Tanpa Hati

pagi kau datang kembali kembali seperti pagi-pagi itu 24 jam yang diawali 00 dan berakhir 23.59 harapan selalu ada jangan kau risaukan kawan lihatlah belenggu-belenggu yang diluar belenggumu tapi mengapa kau hanya melihat belenggumu itu semua akan lenyap, yang melenyapkan rasamu rasa syukurmu karena kau melihat dirimu saja dan sesekali melihat ke atas tapi lupa kau pandangi kau pandangi mereka yang berjalan saja jalan yang kau takan tega bila melihatnya masihkah ada rasa di dalam hati rasa untuk memikirkan orang lain bukan saja dirimu masih jawabku tapi itu nanti kata mereka sedikit beda tapi akan datang kembali rasa yang kemarin rasa yang sama mana keluhmu mana resahmu mana, mana tidak syukurmu sudah terobati walau sedikit menurutku walau besar bagi mereka, mereka yang ada ilmu dalam hatinya apa aku bukan tidak, masih sedikit