Posts

Showing posts from February, 2018

Lelaki Perkasa

Dipagi yang mendung kau kayuh sepeda tua Usiamu tak lagi muda Menyusuri jalan-jalan dipinggiran desa Dengan membawa martabak-martabak makanan sederhana Matahari masih enggan menampakan dirinya Kau tersenyum  ceria yang menjadikan orang bertanya-tanya Ada apa gerangan dengan lelaki tua? Lelaki perkasa yang masih terus berjuang menghidupi keluarga Semangatmu masih tetap sama, usia bukan penghalang untuk terus mengayun sepeda Banyak yang berkata “oohh... kasian dia sudah tua, kemana anak-anaknya?” Harusnya diakhir usianya adalah menikmati dan bercengkrama dengan cucu-cucunya Tapi kemana mereka?, karena tak ada satupun yang membeli martabaknya Lelaki perkasa Semoga lelahmu adalah doa Kayuhan sepedamu adalah dzikir yang terus bermunajat pada-Nya Sepanjang jalan yang kau lalui adalah saksi yang memantaskan kau masuk dalam surga-Nya Lelaki perkasa Maafkan kami yang masih menjadi penonton dan menyangka-nyangka Kaulah pemain dan aktor sesungguhnya

Goresan

Apasaja mulai aku goreskan pada lembaran-lembaran putih, kutuliskan dari tangis yang membahgiakan manusia, tangisan yang menjadikan senyum pada jiwa-jiwa yang ada disekitarnya. tangisku saja menjadi rasa sumringah oleh mereka, apalagi senyumku yang pasti di tunggu-tunggu. kini aku mulai dewasa, tangis yang dulu sudah mulai berbeda, kini tangisku menjadi rasa pusing bagi mereka tapi tetap saja senyumku adalah tawanya. aku mulai takut, kalo-kalo hadirku saja menjadi ancaman dan kegundahan jiwa. bunyi langkah sendalku menjadi derita.  Rasa takut itu semakin menyiksa, jangan-jangan jiwa Fir'aun kini sudah merasuk merusak mengkoyak-koyak seluruh raga. Akukah Aku atau Masih Fir'aun yang menyatu dan Jiwa Lembut Muhammad kini terselip kemana?

Syukur

Perjalanan ini penuh dengan tawa Banyak hal yang harus ditertawakan Banyak hal yang harus terus ada senyum Banyak yang harus bahagia Syukur Syukur adalah ruh dari tawa Syukur adalah jiwa dari rasa bahagia Syukur adalah awal dari kedamaian rasa Pandangan Pandangan adalah langkah awal yang harus ditata Pandangan adalah kunci dari pintu menuju lorong hati yang berseri Pandangan hal yang terus dipegang dan dikawal Bahagia adalah puncak dari pandangan yang sudah tertata Bahagia adalah ujung dari syukur sang jiwa Bahagia adalah mereka yang bisa menyatukan keduannya Bahagia bukanlah kerutan wajah, tapi nuansa hati yang tanpa noda