Posts

Showing posts from March, 2017

Desa Tawa Biasa

kutulis apa saja yang pandangi kutulis apa saja yang rasa kini aku menulis rasa tentang desa bagian negeri kecil di ujung bumi pertiwi korupsi sudah tak asing lagi semua sepakat KKN harus hilang tapi mengapa aku sendiri pelaku itu keluarga, desa, bangsaku juga tahu itu dosa dan merampas kuteriakan dengan lantang bumi hanguskan korupsi basmi sampai akar dan anak-anaknya bahkan sampai cucu-cicitnya kupandangi wajah-wajah penuh dosa kumaki-maki sampai aku tak sadarkan diri aku lupa atau melupa karena sebenarnya kita sama aku tak pernah melihat dosa dalam kantong bajuku tapi ku hanya melihat dosa-dosa itu menempel pada sekujur tubuh mereka itu hanya cerita dan teriakan kosong lakukan sajah jika kita memang sama dengan mereka mereka pun tak akan berani melaporkannya karena sama saja atau ini hanya aku yang menurut pendapat itusaja

Musik yang menjadi lagu

laguku mulai sendu dulu aku begitu keras menyayikan lagu-lagu itu lagu yang pernah kita tulis bersama kini kau tak lagi mau untuk melihatnya musikku kini bukan lagi lagu yang indah dulu musik yang clasik dan nuansa alami kini kau ubah dengan nada-nada brisik nada yang dulu kaupun masih ragu jalanmu kini membalik atau aku yang tak bisa melihat arah music music adalah deretan kata yang penuh lirik kini kau mempunyai arti yang begitu unik musik adalah rasa tentang rubik-rubik musiku yang kini bukan lagi lagu dan laguku kini entah apa kata sang ibu musik, bukan lagi alat untuk seni tapi lebih dari sekedar bunyi

masih mungkin?

langkah yang tegak terus bergerak langkah yang siap terus merayap langkah yang lurus terus-menerus langkah yang layu kini terus menyerbu tegak langkahku tegak jiwaku tegak ucapan dan orasiku tegak pandangan kedepanku siapku laju siapku buru siapku pacu siapku tak semakin tak melau lurus jalanku lurus masaku lurus noda-noda batinku lurus wajah yang tak kuurus layu di tatapan wajahmu layu lambaian tanganmu layu ucapan-ucapan kata-katamu layu jua pikiran dan jari-jemariku

Hati Mati

mataku memandang tapi mereka mengatakan aku buta aku melihat pohon dan manusia-manusia entah mengapa salah satu diantara makhlukmu meyakini aku benar-benar buta telingaku mampu mendengarkan musik gemricik air hujan pun aku mampu menghitungnya tetap saja kau menganggapku manusia yang tuli rumah sakit negeriku berbeda pendapat dengan manusia aneh sepertimu? suaraku lantang ku kerahkan masa untuk menghancurkan apa saja yang tidak ku anggap benar jeritanku mampu merobohkan gedung-gedung bangsa dan negeriku aku masih tak sadar, kau masih menggapku bisu dan meyakini lidahku kelu rumah sakit- rumah sakit di negeriku tahu hatiku sehat jantungku pun waras masih juga kau berteriak agar aku untuk pergi berobat aku dianggap manusia yang pilu, pandanganmu aku semakin tidak tahu kau kuanggapku manusia langka, tapi siapapun mencarimu kemana-mana mata, telinga, mulut bersuara dan hati yang tak tampak apa denganku? akupun sadar itu adalah bahasamu, yang akan mampu diterima oleh me

Akuku Bukan yang Lain

mereka tahu aku pandai bukan saja itu organisasi-organisasi besarpun aku cela karena mereka ku anggap berbuat tak sesuai jalurnya menurut akuku yang pandai dari penilaianku aku terbuka untuk menerima kritik dan saran dari siapasaja bayi kecil menangis pun aku dengarkan untuk bahan renungan dalih itu yang aku pegang sebagai pemikat masyarakat awam kutunjukan kemampuanku untuk menghujat, memaki semua yang tidak berpihak sampai-sampai pada titik tertinggi aku dipuja dengan makian oleh mereka pujian dengan tak dipedulikan dan sanjungan dengan dipermalukan bukan aku, itu mereka karena aku sudah menjadi akuku yang telah terdidik aku semakin sadar diri menghujat adalah idola menghina adalah penentram jiwa nasehat kebenaran adalah musuh yang nyata mereka selalu dan terus menutup mata gencar dan semangaku terus bangkit dan dapat dorongan dari makhluk-makhluk ghaib aku semakin kuat dengan bertambahnya kesombongan dan angkara yang ku buat akuku akan memecah belah semua keda

Lidah yang Kelu

Image
www.sendaugurau.tk suaraku lantang para manusia datang untuk memandang pandangan mereka menusuk kalbu inipun menjerit suara yang belum sampai pada langit tapi sesekali duta langit di bumi memberi intruksi untuk berjalan mengikuti jejak sang pejuang jejak-jejak yang masih buram, karena satir dihadapanya begitu tebal aku pun memanggil mereka ku panggil mereka masih merunduk, mereka diam suaranya pun begitu halus walau kadang kuartikan begitu kasar lidahku kelu rasa takut kini datang atas dasar kebodohan rasa yang aku sendiri tak sadar tapi kucoba agar aku terbangun dari rasa lelapku

Keindahan

indah itu semua ciptaan Tuhan mereka sadar, ada 2 ciptaan Tuhan yaitu berpasang-pasangan kau dan aku itu keindahan Tuhan melukis langit dengan awan hitam Tuhan Menggoreskan percik putih dan biru pada langit siang Tuhan memberi percik air turun dari langit itu semua adalah keindahan sakit adalah ciptan Tuhan tapi kita kadang lupa itu adalah keindahan dan kau artikan sehat saja satu keindahan lalu keindahan mana yang kita harapkan? kita mengartikan indah jika semua sama dengan harapan bertentangan dengan keinginan kita artikan itu lawan keindahan kita telah menutup dan satir itu sangat tebal bagaimana mungkin kita akan bahagia karena mengartikan keindahan saja kita masih berdusta masih perlu belajar dan kita sudah pandai, berhentilah belajar dan mari kita salahkan semua orang.

Bahagia

bahagia, aku rindu akan dirimu mungkin bukan saja aku, mereka juga menunggumu segala upaya dilakukan untukmu, katanya! langkah dan usaha hanya kamu apa itu bahagia?, merekapun tak sama jawaban selalu berbeda ucapan-ucapan mereka hanya gurauan mengejar yang terbatas dan membatasinya bahagia jawaban mereka sederhana "rupiah" itu bagi umumnya yang berada di Indonesia walau alasan dan kehalusan kata dibuatnya, titik itu intinya mengapa mereka mengejar bahagia? dengan arti Rp. saja bukan salah, tapi sekolah-sekolah yang mengajarinya perguruan tinggi memberi contoh cara mendapatkannya masihkah kau heran? atau bahagia? bahagia karena program-program mereka telah jaya sehingga semua cinta dunia? cinta rupiah dalam mengartikan bahagia? kini mereka dalam lara atau duka? dan aku bertanya apa arti bahagia menurut kamu yang membaca? atau hanya diam saja? dan menyalahkan segala aktivitas manusia? atau ikut berdo'a untuk mereka? do'a tentang kebenaran B-A

Canda Kelam

andai manusia tidak ada alasan untuk mengakui keterbatanya maka malam pun akan takut karena besok sudah tidak kembali dan manusia akan gembira karena ketidak tahuannya dan kau mencoba bertanya pertanyaan yang tidak butuh jawaban tapi itu untuk meunjukan kemampuan yang tak perlu kau katakan sumbar-sesumbar hal yang biasa tapi diam karena paham kadang menjadi idola bukan sama tapi karena lupa "ini sudah tiba zamannya"