Ego adalah rasa dimana kadang menjungkirbalikan kita, karena kita menuruti tanpa mempertimbangkan dampak pada diri dan makhluk lain dan rasa takpedulipun muncul yang tanpa sadar akan menjatuhkan kita
Dialog Senja
Get link
Facebook
X
Pinterest
Email
Other Apps
Ketika ku tanya pada api,
mengapa kayu-kayu itu kau lalap dan menghanguskannya, api pun menjawab “aku
tidak melalap dan menghanguskannya, tapi aku ingin terus abadi bersama kayu
dalam partikel-partikel debu”.
Bahagia itu bukan hanya urusan harta, uang, fasilitas, kehormatan dan cinta kasih. Tapi kebahagiaan adalah urusan rasa, rasa damai, rasa nyaman, rasa ketenangan yang mendalam. Seringkali dihadapan kita banyak sekali makanan enak, kantong penuh dengan rupiah tapi hati kita terasa gundah, merasa ada yang kurang, muncul ketidak nyamanan. "Apakah kau pernah merasakan demikian wahai saudaraku?" Tapi anehnya diri ini terus mengejar materi, rasa iri muncul ketika saudara kita mendapat nikmat lebih. Kita masih berlomba-lomba mengejar kenikmatan sesa'at tanpa dasar ilmu. Apakah rasa ini hanya menimpaku? Kematian semakin hari semakin dekat, tapi kita lalai, apa bekal kita nanti untuk menghadapi alam yang tanpa batas? Aku merindumu wahai kekasih, aku tau Engkau lebih merinduku dari rinduku pada-Mu, Tuntunlah aku wahai sang Maha Cinta. Jadikanlah aku manusia-manusia yang terus bahagia dalam pandangan-Mu dan jadikan keteguhan dan kenyamanan dalam menapaki jalan jalan cin...
Mengapa angin-angin terus meneriakan namamu di hadapanku Bahkan langit yang tadinya gelap, kini tiba-tiba biru dan menjelma menjadi wajahmu Burung-burung juga menyanyikan lagu yang berisi garis senyumu Air sungai kini berhenti mengalir karena tau aku sedang merindumu Tapi aku tak tau rasamu padaku kekasih, atau ini hanya rasaku, rasa rindu yang tanpa tau rasamu
Udara pagi tampak sejuk, aku berjalan dengan penuh riang menuju jendela kamar yang sudah mulai lusuh, karena sudah hampir 20 tahun belum lagi di sentuh oleh cat yang penuh warna. Kulihati kesejukan pagi yang dihiasi oleh rintik-rintik hujan yang sudah membasahi daun-daun dan ranting-ranting pohon. tiba-tiba aku tersentak kaget "Waww..Hdwwwh", kau tau apa yang aku lihat wahai kekasih? "Ternyata rintik-rintik hujan kini menjelma menjadi wajahmu, wahai kekasih" dan aku tampak keheranan karena bibirku tiba-tiba terus menyebut-nyebut namamu".
Comments
Post a Comment