Ego adalah rasa dimana kadang menjungkirbalikan kita, karena kita menuruti tanpa mempertimbangkan dampak pada diri dan makhluk lain dan rasa takpedulipun muncul yang tanpa sadar akan menjatuhkan kita
Dialog Senja
Get link
Facebook
Twitter
Pinterest
Email
Other Apps
Ketika ku tanya pada api,
mengapa kayu-kayu itu kau lalap dan menghanguskannya, api pun menjawab “aku
tidak melalap dan menghanguskannya, tapi aku ingin terus abadi bersama kayu
dalam partikel-partikel debu”.
Kotaku kini telah di jajah Bukan oleh bangsa dan penduduk luar daerah Kotaku juga diperkosa Kain selendang dan pakaian telah dirobek dengan ganas dan nista Teriakanmu menggema di angkasa Pejuang menangis keras melihat kebobrokan tanah kelahirannya Mereka mengatasnamakan pembangunan Tapi mengencinginnya Berteriak memperbaiki struktur organisasinya tapi meludahinya Perut-perut mereka besarkan Pemuda-pemudi tangguh penerus bangsa mereka tikam Generasi emas kau jagal dengan membunuh karakter dan mental Suaramu lantang dengan dalih pendidikan Haruskah kami tetap menunggu keputusan Tuhan Seperti kisah firaun dan namrud yang dibinasakan Haruskah kami tetap berpangku tangan Menunggu azab Tuhan Yang akan menenggelamkan manusia tanpa membedakan kebenaran dan kesalahan Dan akupun sadar Inilah politik kehidupan Segala dan semuannya benar tanpa melirik syariat atau hukum Tuhan dalam kutipan satu moto mereka "yang penting perutku besar" walau seribu dalih t
Dipagi yang mendung kau kayuh sepeda tua Usiamu tak lagi muda Menyusuri jalan-jalan dipinggiran desa Dengan membawa martabak-martabak makanan sederhana Matahari masih enggan menampakan dirinya Kau tersenyum ceria yang menjadikan orang bertanya-tanya Ada apa gerangan dengan lelaki tua? Lelaki perkasa yang masih terus berjuang menghidupi keluarga Semangatmu masih tetap sama, usia bukan penghalang untuk terus mengayun sepeda Banyak yang berkata “oohh... kasian dia sudah tua, kemana anak-anaknya?” Harusnya diakhir usianya adalah menikmati dan bercengkrama dengan cucu-cucunya Tapi kemana mereka?, karena tak ada satupun yang membeli martabaknya Lelaki perkasa Semoga lelahmu adalah doa Kayuhan sepedamu adalah dzikir yang terus bermunajat pada-Nya Sepanjang jalan yang kau lalui adalah saksi yang memantaskan kau masuk dalam surga-Nya Lelaki perkasa Maafkan kami yang masih menjadi penonton dan menyangka-nyangka Kaulah pemain dan aktor sesungguhnya
Bahagia itu bukan hanya urusan harta, uang, fasilitas, kehormatan dan cinta kasih. Tapi kebahagiaan adalah urusan rasa, rasa damai, rasa nyaman, rasa ketenangan yang mendalam. Seringkali dihadapan kita banyak sekali makanan enak, kantong penuh dengan rupiah tapi hati kita terasa gundah, merasa ada yang kurang, muncul ketidak nyamanan. "Apakah kau pernah merasakan demikian wahai saudaraku?" Tapi anehnya diri ini terus mengejar materi, rasa iri muncul ketika saudara kita mendapat nikmat lebih. Kita masih berlomba-lomba mengejar kenikmatan sesa'at tanpa dasar ilmu. Apakah rasa ini hanya menimpaku? Kematian semakin hari semakin dekat, tapi kita lalai, apa bekal kita nanti untuk menghadapi alam yang tanpa batas? Aku merindumu wahai kekasih, aku tau Engkau lebih merinduku dari rinduku pada-Mu, Tuntunlah aku wahai sang Maha Cinta. Jadikanlah aku manusia-manusia yang terus bahagia dalam pandangan-Mu dan jadikan keteguhan dan kenyamanan dalam menapaki jalan jalan cin
Comments
Post a Comment