Lelaki Perkasa
Dipagi yang mendung kau kayuh sepeda tua Usiamu tak lagi muda Menyusuri jalan-jalan dipinggiran desa Dengan membawa martabak-martabak makanan sederhana Matahari masih enggan menampakan dirinya Kau tersenyum ceria yang menjadikan orang bertanya-tanya Ada apa gerangan dengan lelaki tua? Lelaki perkasa yang masih terus berjuang menghidupi keluarga Semangatmu masih tetap sama, usia bukan penghalang untuk terus mengayun sepeda Banyak yang berkata “oohh... kasian dia sudah tua, kemana anak-anaknya?” Harusnya diakhir usianya adalah menikmati dan bercengkrama dengan cucu-cucunya Tapi kemana mereka?, karena tak ada satupun yang membeli martabaknya Lelaki perkasa Semoga lelahmu adalah doa Kayuhan sepedamu adalah dzikir yang terus bermunajat pada-Nya Sepanjang jalan yang kau lalui adalah saksi yang memantaskan kau masuk dalam surga-Nya Lelaki perkasa Maafkan kami yang masih menjadi penonton dan menyangka-nyangka Kaulah pemain dan aktor sesungguhny...